Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates

Iklan

Warga Terdampak Limbah Bendungan Kuningan Terima Pemeriksaan Kesehatan dan Bantuan Sosial

Redaksi
Selasa, 05 Agustus 2025
Last Updated 2025-08-05T11:36:36Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
masukkan script iklan disini

KUNINGAN - CIREMAIPOS.COM,-
Bau menyengat dari aliran limbah Bendungan Kuningan yang tak kunjung mereda, mendorong berbagai pihak lintas instansi untuk turun tangan. Pada Selasa, 5 Agustus 2025, dilaksanakan kegiatan screening kesehatan dan pemberian bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat Dusun Wanaasih, Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan.

Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 13.05 hingga 14.40 WIB tersebut dihadiri oleh lebih dari 200 warga, serta diikuti sejumlah pejabat dari pusat, daerah, dan unsur TNI-Polri.

Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain:

Anggota DPR RI Komisi XII, H. Rokhmat Ardyan, M.M.
Dandim 0615/Kuningan, Letkol Arh Kiki Aji Wiryawan, S.Sos
Anggota DPRD Kuningan Fraksi Gerindra, Nurkholis
Danramil 1506/Cibeureum, Kapten Inf Nandang Hendarsyah
Camat Cibeureum, Asep Dudi Riyadi, S.E., M.Si.
Kapolsek Cibingbin, Iptu Afriando Kusdarmanto
Perwakilan BBWS, Dodo
Kabid Kesehatan Masyarakat Kuningan, Idik Sidik, SKM., M.A.P.
Poskes Dim 0615/Kuningan, dr. Regen
Kepala Desa Randusari, Tata Kasta
Aspirasi Warga dan Komitmen DPR RI
Anggota Komisi XII DPR RI, H. Rokhmat Ardyan, mengaku sangat prihatin atas kondisi yang dialami warga sekitar bendungan. Ia menyebut bahwa dampak bau dari bendungan yang memiliki luas sekitar 220 hektar, atau setengah dari Waduk Darma, telah mengganggu kenyamanan hingga kesehatan masyarakat.
“Jangankan manusia, hewan pun menjauh karena baunya begitu menyengat. Saya akan kawal langsung persoalan ini ke instansi dan kementerian terkait,” tegas Rokhmat.

Langkah Taktis dari Kodim 0615/Kuningan
Dandim 0615/Kuningan, Letkol Arh Kiki Aji Wiryawan, menjelaskan bahwa langkah jangka pendek yang telah ditempuh adalah pembuatan dan perpanjangan kanopi untuk mengurangi hembusan air ke arah permukiman warga, terutama pada malam hari saat arah angin memperburuk penyebaran bau.
“Relokasi bisa menjadi salah satu solusi jangka panjang, tapi harus dikaji secara anggaran dan tahapan. Kita juga bisa menanam pohon penyerap bau di sepanjang aliran limbah,” ujarnya.

Penjelasan Teknis BBWS dan Tindak Lanjut Relokasi

Perwakilan dari BBWS, Dodo, menegaskan bahwa ini bukan pertama kalinya keluhan warga dibahas. Pihaknya telah menyampaikan kepada Sekda dan Bupati Kuningan mengenai permintaan relokasi, serta mengupayakan penanganan teknis seperti pemasangan blower, bronjong, perpanjangan kanopi, dan pelepasan air sesuai kebutuhan daerah untuk irigasi dan ketahanan pangan.
“Air yang kami alirkan telah diuji laboratorium dan dinyatakan jernih serta tidak berbau. Kami juga telah menyediakan toren air bersih di tiga titik untuk keperluan warga,” jelasnya.

Keluhan dan Harapan Warga

Kepala Desa Randusari, Tata Kasta, menyampaikan bahwa sebanyak 433 jiwa di Dusun Wanaasih terdampak langsung oleh bau menyengat tersebut. Warga berharap agar relokasi segera direalisasikan. Ia juga menyoroti keterbatasan akses ke lahan milik warga seluas 20 hektar yang terhalang saluran irigasi, dan meminta dibangunnya jembatan penghubung.

Dampak Kesehatan Serius
Polusi udara dari bendungan diketahui telah menimbulkan dampak serius, seperti gangguan pernapasan (ISPA), penyakit asam lambung, dan penurunan kualitas hidup warga.

Pemerintah daerah diharapkan segera menetapkan langkah strategis untuk penyelesaian jangka panjang atas persoalan tersebut.

/Moris
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl