masukkan script iklan disini
KUNINGAN - CIREMAIPOS.COM,- Upaya meningkatkan kualitas dan daya saing mangga Kuningan terus diperkuat melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penerapan Good Agriculture Practice (GAP) Mangga yang digelar di Balai Desa Kutakembaran, Jumat (21/11/2025). Kegiatan ini menghadirkan para pakar, praktisi, serta perangkat daerah sebagai langkah memperkuat tata kelola budidaya mangga yang lebih modern, higienis, dan berkelanjutan.
Bimtek tersebut dihadiri Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan Dr. Wahyu Hidayah, M.Si., jajaran Bidang Hortibun, UPTD KPP Garawangi, serta para narasumber dari Dinas TPH Provinsi Jawa Barat, PKHT, dan IPB. Turut hadir Kepala Desa Kutakembaran Anton Wiradijaya serta petani mangga dari berbagai kecamatan.
Dalam sambutannya, Dr. Wahyu menegaskan bahwa Kabupaten Kuningan memiliki potensi besar sebagai salah satu sentra mangga di Jawa Barat, terutama di wilayah timur dan utara.
“Hingga tahun 2024, terdapat 683.810 pohon mangga di Kabupaten Kuningan, di mana 303.417 pohon sudah berproduksi dengan produktivitas rata-rata 109 kilogram per pohon. Total produksi pada 2024 mencapai 33.080 ton,” jelasnya.
Meski memiliki potensi besar, ia menilai peningkatan kualitas buah dan penguatan sistem budidaya tetap menjadi prioritas. “Penerapan GAP, manajemen budidaya yang baik, serta pelatihan pengolahan hasil merupakan langkah penting agar mangga Kuningan memiliki nilai jual tinggi dan mampu bersaing di pasar,” ujarnya.
Selama Bimtek, para peserta mendapatkan materi komprehensif terkait penerapan GAP mulai dari kelayakan lahan, sanitasi kebun, penggunaan benih unggul tersertifikasi, teknik pemupukan yang tepat, pengendalian hama terpadu, hingga penanganan pascapanen agar mutu buah tetap optimal. Dr. Wahyu juga menekankan pentingnya penggunaan Pupuk Organik Cair (POC) sebagai bagian dari budidaya berkelanjutan, termasuk dosis, waktu aplikasi, dan pengaruhnya terhadap ukuran serta tingkat kemanisan buah.
Sebagai bentuk dukungan nyata terhadap petani, kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan penyerahan 266 bibit pohon mangga dan 30 liter POC dari Dinas TPH Provinsi Jawa Barat. Bantuan ini diharapkan dapat mendorong perluasan areal tanam sekaligus meningkatkan produktivitas melalui penggunaan pupuk organik yang lebih ramah lingkungan.
Dr. Wahyu menyampaikan apresiasi atas dukungan tersebut.
“Kami memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Dinas TPH Provinsi Jawa Barat. Bantuan ini sangat berarti bagi petani dan menjadi penguat dalam memajukan komoditas mangga Kuningan,” ungkapnya.
Selain penguatan budidaya, Dr. Wahyu juga mendorong pengembangan produk olahan seperti dodol, puree, sirup, dan keripik mangga. Menurutnya, diversifikasi mampu memberikan nilai tambah signifikan bagi petani.
“Petani tidak boleh hanya mengandalkan penjualan buah segar. Diversifikasi sangat penting untuk meningkatkan pendapatan dan memperkuat posisi ekonomi mangga Kuningan,” tegasnya.
Bimtek GAP Mangga ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sektor hortikultura daerah. Dengan sinergi antara pemerintah daerah, pemerintah provinsi, perguruan tinggi, dan pemerintah desa, mangga Kuningan diharapkan terus berkembang sebagai komoditas unggulan yang produktif, berkualitas, dan kompetitif.
/Moris

