masukkan script iklan disini
KUNINGAN - CIREMAIPOS.COM,- Upaya mendukung ketahanan pangan terus digelorakan, bahkan dari balik tembok Lapas Kelas IIA Kuningan. Pada Sabtu (30/8/2025), warga binaan yang tergabung dalam Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) menggelar panen melon premium dan lokal, menanam pohon kelapa, menebar benih ikan, sekaligus melakukan panen ikan dari kolam yang berbeda.
Kegiatan tersebut tidak hanya menjadi momen panen semata, melainkan juga simbol perubahan, pembelajaran, serta kontribusi nyata warga binaan dalam memperkuat program ketahanan pangan terpadu.
Acara ini turut dihadiri Bupati Kuningan Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., Pj Sekda Dr. Wahyu Hidayah, jajaran Forkopimda, kepala dinas terkait, hingga Kepala Lapas Kuningan Julianto Budhi Prasetyono, Bc.IP., S.Sos. Kehadiran mereka menegaskan bahwa pembinaan di Lapas bukan sekadar bentuk hukuman, tetapi juga wadah pemberdayaan dan penguatan kemandirian.
Kepala Lapas Kuningan, Julianto Budhi Prasetyono, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan tersebut. “Budidaya melon, kelapa, dan ikan ini sejalan dengan Asta Cita Presiden dalam memperkuat ketahanan pangan. Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan,” ucapnya.
Sementara itu, Bupati Kuningan menegaskan bahwa aktivitas budidaya ini memiliki dampak luas. “Panen melon, kelapa, dan ikan bukan hanya soal hasil produksi. Jika dikelola dengan serius, bisa menjadi inovasi, sumber pendapatan, sekaligus bernilai sosial. Dari langkah kecil inilah lahir perubahan besar,” jelasnya.
Pj Sekda Dr. Wahyu Hidayah pun menambahkan, keterampilan yang diperoleh para warga binaan akan menjadi bekal penting saat mereka kembali ke masyarakat. “Momentum ini harus menjadi semangat untuk terus berinovasi, bekerja keras, dan menatap masa depan lebih baik,” katanya.
Sebanyak 20 warga binaan terlibat aktif sejak proses perawatan hingga panen. Selain itu, penanaman kelapa, penebaran benih ikan, serta panen ikan di kolam menjadi bagian dari upaya membentuk warga binaan yang mandiri, produktif, dan siap berkontribusi setelah kembali ke tengah masyarakat.
Lebih dari sekadar kegiatan pertanian dan perikanan, apa yang dilakukan warga binaan ini menjadi bukti bahwa di balik keterbatasan tetap ada ruang untuk tumbuh, berkarya, dan memberi manfaat nyata.
/Moris
