masukkan script iklan disini
KUNINGAN - CIREMAIPOS.COM,- Pemerhati pemerintahan, hukum, dan politik Abdul Haris, SH., menyoroti melonjaknya roda perekonomian di Kabupaten Kuningan beberapa waktu terakhir. Menurutnya, kenaikan tersebut bukan semata hasil kerja pemerintah daerah, melainkan lebih banyak dipicu oleh program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah pusat.
Haris menyebut program MBG yang telah berjalan di sekitar 70 titik itu menjadi faktor dominan yang menggerakkan permintaan pangan di daerah. Lonjakan kebutuhan komoditas seperti telur dan bahan pokok lainnya menjadi contoh yang paling terlihat dari dampak program tersebut.
Namun, di balik geliat ekonomi itu, Haris menilai Pemkab Kuningan belum menunjukkan langkah antisipatif terhadap dinamika pasar yang muncul. Ia mengkritik pemerintah daerah karena terkesan hanya menikmati “efek domino” dari program pusat tanpa menyiapkan strategi pengendalian harga dan stabilitas pasokan.
“Perekonomian Kuningan memang bergerak naik, tetapi pertanyaannya: apa kontribusi nyata pemerintah daerah? Lonjakan konsumsi terjadi karena program pusat, sementara Pemkab seolah hanya menjadi penonton,” ujar Haris kepada ciremaipos.com, Minggu (22/11/2025).
Ia menegaskan, tanpa kontrol yang memadai, meningkatnya permintaan justru dapat memicu kenaikan harga kebutuhan pokok yang berpotensi membebani masyarakat, terutama kelompok yang tidak tersentuh program MBG.
“Yang harus diwaspadai adalah efek samping kenaikan harga. Pemerintah daerah wajib hadir mengatur stabilitas pasar, bukan membiarkan gejolak berjalan bebas seolah tidak ada tanggung jawab,” tegasnya.
Haris menilai bahwa momentum ekonomi yang terbentuk dari program pusat semestinya menjadi peluang bagi Pemkab Kuningan untuk memperkuat tata kelola pasar, memastikan suplai tersedia, dan menjaga harga tetap terjangkau. Tanpa itu, kata dia, kenaikan ekonomi hanya akan menjadi angka semu yang tidak berdampak pada kesejahteraan masyarakat luas.
/Moris

