masukkan script iklan disini
KUNINGAN - CIREMAIPOS.COM,- Meningkatnya kasus gagal bayar pinjaman online (pinjol) dalam beberapa tahun terakhir telah menimbulkan dampak sosial yang serius. Di tengah maraknya intimidasi, tekanan, dan penyebaran data pribadi oleh oknum penagih, sebuah komunitas sosial bernama Raja Edan hadir sebagai pelindung bagi para korban.
Dibentuk oleh para penyintas gagal bayar dan dipimpin oleh aktivis sosial Otong, komunitas ini menjelma menjadi gerakan advokasi yang mengedepankan pendekatan humanis, legal, dan edukatif.
“Kami tidak membenarkan utang yang sembrono, tapi kami juga tidak bisa tinggal diam saat masyarakat dihancurkan secara psikologis hanya karena mereka tidak sanggup membayar,” ujar Otong, Senin (6/10/2025).
Raja Edan mengusung sejumlah program utama seperti literasi keuangan, konsultasi hukum gratis, serta mediasi damai antara korban dan penyedia pinjaman. Pendekatan berbasis dialog ini dinilai efektif menyelesaikan berbagai kasus tanpa harus menempuh jalur hukum atau tindakan koersif.
“Banyak dari mereka bahkan tidak tahu hak-haknya. Ketakutan membuat mereka diam. Di sinilah kami hadir sebagai jembatan, bukan hakim,” tegas Otong.
Meski telah menolong banyak orang, perjuangan komunitas ini tak selalu mulus. Ancaman dan tekanan dari pihak-pihak yang merasa terganggu kerap datang silih berganti. Namun Otong dan timnya tetap teguh pada komitmen kemanusiaan.
“Ini bukan hanya soal pinjaman. Ini tentang nyawa, tentang martabat manusia. Kami akan terus bergerak selama masih ada yang membutuhkan,” imbuhnya.
Selain memberi bantuan langsung, Raja Edan juga aktif mengampanyekan pentingnya perlindungan data pribadi, etika penagihan sesuai regulasi OJK serta membuka ruang bagi masyarakat untuk berbicara dan mencari pertolongan.
Dengan dukungan dari pengacara, relawan, dan aktivis dari berbagai daerah, Otong bertekad memperluas jangkauan gerakan ini hingga ke wilayah yang belum tersentuh.
“Gagal bayar bukan akhir segalanya. Jangan takut, jangan merasa sendiri. Bersama, kita bisa mencari jalan keluar yang manusiawi dan bermartabat,” tutup Otong.
/Moris
